SEJARAH PEMBENTUKAN SATUAN KARYA PRAMUKA
SEJARAH PEMBENTUKAN SATUAN KARYA PRAMUKA
1. Sejarah Pandu Laut, Pandu Udara dan Kebhayangkaraan
Baden
Powell dalam buku “Scouting For Boys” (Baden Powell, 1908), diterjamahkan menjadi “Memandu
untuk Putra”, oleh Penerbit
Persaudaraan Sedunia (1958), dan diedarkan oleh Kwarnas Gerakan Pramuka (1982), telah cukup banyak menyampaikan tentang kisah Pandu Laut
dan Pandu Udara, baik
sebagai bentuk pengabdian kepada negara, pelayanan kepada sesama maupun penguasaan
keahlian yang dapat menghasilkan
uang.
Tentang
keahlian Kebhayangkaraan, Baden Powell dalam buku “Rovering to Success” (Baden Powell,
1922) yang diterjamahkan
menjadi “Berkelanan Menuju Keberhasilan –
Sebuah
Panduan bagi Kedewaaan Pramuka”, diterbitkan oleh AIPI Bandung dan Pusat KP2W Lembaga Penelitian Unpad, menggambarkan:
“…
baru – baru ini terjadi kebakaran tragis di New Heaven, Connecticut di dalamnya 7 orang
kehilangan nyawa, dan lebih dari
75 orang luka-luka, Pramuka melakukan pelayanan yang nyata. Di tiga lintasan jalan yang
terpisah para Pramuka melihat
kemacetan lalu lintas tanpa adanya Polisi Lalu Lintas yang bertugas, dan disetiap tempat
bergegas ke jalanan dan mengarahkan
lalu lintas dalam guyuran hujan selama lebih 2 jam. Pramuka lainnya melakukan
pelayanan yang baik dalam menolong
para Perawat di Rumah Sakit dengan cepat memindahkan pasien-pasien dari ruang
gawat darurat ke tempat
tidur, memungkinkan penangangan kasus lebih cepat…”
“…
Hal ini menyatakan suatu bentuk pelayanan yang untuk itu Pengelanan atau Pramuka akan melakukan
dengan baik, mempersiapkan
diri dalam bekerjasama dengan Polisi dan Pejabat Rumah Sakit di distrik mereka
….”
2. Sejarah Program Gerakan Pramuka
Berbasis Ketrampilan
dan Keahlian
Program
berbasis ketrampilan dan keahlian mulai banyak dilaksanakan setelah Gerakan Pramuka resmi menjadi
satusatunya organisasi kepanduan
di Indonesia, pada tanggal 14 Agustus
1961. Hal ini sebagai tindak lanjut dari arahan Presiden Sukarno tentang arah baru gerakan kepanduan setelah menjadi satu dalam wadah
Gerakan Pramuka, yang petikannya
sbb:
“….
Harus dire-tool, didjadikan satu organisasi sadja dan didalam satu organisasi ini maka
diberi isi jang lain daripada jang
dahulu. Bukan sekadar touwknopen, bisa apa itu Bahasa Indonesianja-mbundelken tali dan
melepaskan tali lagi, bukan sekadar
bisa yell bukan sekadar sadja bisa woudloper tidak ….”
“…
Saja menghendaki agar supaja semua pemuda pemudi Indonesia ini dididik agar supaja
nanti bisa mendjadi kader dari pada
pembangunan baik pembangunan politik maupun pembangunan sosial ekonomis, jaitu
pembangunan pelaksanaan
daripada Amanat Penderitaan Rakjat ….” (Pidato Prisiden
Sukarno, 9 Maret 1961, di depan para Pimpinan Pandu se Indonesia)
Beberapa program Gerakan Pramuka yang berorientasi pada pendidikan ketrampilan dan keahlian, sebagaimana tercantum dalam buku “Patah Tumbuh Hilang Berganti’ (Kwarnas, 1987), antara lain:
a. Masa Kerja Kwarnas Gerakan Pramuka, tahun 1961 – 1965
Pada saat hari libur sekolah, para pramuka yang mempunyai minat yang sama dikumpulkan dalam regu karya wisata untuk kemudian dikirim ke berbagai perusahaan untuk belajar sambil praktek:
2) Untuk Surabaya ke Pabrik Gula “Watu
Tulis”, Pabrik Gula “Gempol
Karet”, Pabrik Gula “Kriyan”, PPN Perkebunan Bantara, PPN Wonosari – Lawang, PP Kutowono.
3) Untuk Pasuruan ke PNPR Kriya Yasa,
Pabrik Logam Wisaya Yasa dan
Pembalut Indonesia.
b.
Masa
Kerja Kwarnas Gerakan Pramuka, tahun 1965 –1970
Pembentukan
Wisma Pramuka, yang dimaksudkan sebagai sarana
pengembangan latihan kepramukaan di berbagai bidang baik yang bersifat ideologis, ketrampilan, maupun pembinaan jasmani. Hal itu tercemin dalam
kepengurusan Wisma Pramuka, sbb:
Sejarah dan Indoktrinasi, diketuai oleh Brogjen
dr. Sujono; Radio, Teknik dan Listrik, diketuai oleh Ir. Supriyo; Kesejahteraan Keluarga,
diketuai oleh Sutopo; Souvenir
dan Penghargaan,
diketuai oleh DR. Fuad Hasan; Kimia,
diketuai oleh Hirawan Warga Hadibrata; Menggambar (Seni lukis), diketuai oleh Drs. Idik Sulaeman;
Kebudayaan, diketuai oleh
Pramono; Bengkel Kerja, diketuai oleh Ir. Supriyo; Olah Raga, diketuai oleh Letkol Sujanuji; Percetakan, diketuai oleh M.M. Sjaaf; Sekretariat,
diketuai oleh D. Sudibjo
c.
Masa
Kerja Kwarnas Gerakan Pramuka, tahun 1974 –1978
Pada
tanggal 29 April 1974 sejumlah 740 orang Penegak Pandega serta 2 orang Pembina dari Kwarda Jawa Tengah dan Yogyakarta, dikirim ke Kalimantan
Timur yang disebar ke 10 lokasi
tempat pemukiman baru sebagai kader resetlemen.
Kemudian
pada tanggal 1 Januari 1975 dikirim 41 Pramuka Penegak dan Pandega yang berpendidikan SPMA dari Kwarda Jawa Tengah ke Pabrik Gula Cot Girek
Aceh sebagai Karyawan.
Pada
Tanggal 3 Februari 1975 dikirim jumlah yang sama (41 orang) Pramuka Penegak Pandega yang
berpendidikan STM Bagian
Mesin dan Listrik dari Jawa Tengah ke Pabrik Gula Cot Gorek Aceh untuk membangun Pabrik Gula
tersebut.
3. Sejarah Pandu Udara, Pandu Laut, Pembentukan Kompi Pramuka
a.
Pandu
Udara
Di
tingkat internasional “Pandu Udara” diinisasi oleh Mayor Baden Fletcher Smyth Baden-Powell,
saudara bungsu Baden-Powell. Namun demikian hingga tahun 1932 belum disetujui keberadaanya, karena menurut Baden
Baden-Powell kegiatan di udara
sangatlah khas sehingga seorang pandu tidak
mungkin memiliki akses masuk ke pesawat terbang dan jikapun diberi aksses belum tentu bisa
menerbangkannya. Namun
demikian Baden Powell tetap memberi peluang agar ide “air scout” ini terus dikembangkan.
Pada
Jambore Pramuka tingkat Dunia ke-4 pada tahun 1933, merupakan pertemuan internasional
pertama yang dihadiri oleh
wakil dari Pandu Udara. Tanggal 9 Agustus 1933, Baden-Powell mengunjungi Air
Scouts, di perusahaan Pál Teleki Hungarian
Chief Scout dan László Almásy (dikenal sebagai The English Patient), yang merupakan
pemimpin Pramuka Udara Hongaria.
Tahun 1941, Boy Scout of America mulai memperkenalkan
“air scout” (sumber : https://en.wikipedia.org/wiki/Air_Scout)
Di
Indonesia sejarah terbentuknya Satuan Karya Pramuka Dirgantara tidak terlepas dari peran
serta TNI AU yang dulu bernama
Angkatan Udara Republik Indoinesia (AURI) dan sejarah aeromodeling di Indonesia. Pada tahun 1948, AURI telah merintis terbentuknya Aero Club
dan Pandu Udara di bawa
naungan TNI AU di Yogyakarta.
Pada
tanggal 20 Juni 1954 (Hari Lahir Pramuka Dirgantara) untuk pertama kalinya diadakan
perkemahan Pandu Udara di Pangkalan
Udara Halim Perdanakusuma yang dihadiri oleh 80 Pandu Udara dari seluruh Indonesia. Di dalam perkemahan ini dilaksanakan perlombaan
kedirgantaraan. Hingga tahun 1955
telah tercatat 35.000 anggota Pandu Udara di seluruh Indonesia. Dalam perkembangannya pada
tahun 1966, terciptalah
kesepakatan bersama antara TNI AU dan Gerakan Pramuka dalam membentuk Kompi Pramuka Dirgantara.
b.
Pandu
Laut
Di
tingkat internasional, sejak tahun 1909 telah dikenal istilah "Sea Scouts" yang
menjadi bagian dari Kepanduan Inggris. Pada
tahun 1912 Asosiasi Pramuka Baden Powell mengadopsi Sea Scout, sehingga Sea Scout kemudian
berkembang luas di seluruh
dunia, termasuk di Hindia Belanda atau di Indonesia.
Pada
saat Belanda membentuk kepanduan di Indonesia dengan nama NIPV juga dilengkapi dengan ZEEVERKENNER (PANDU LAUT) dengan maksud untuk
mencetak kader pelaut dikalangan
para remaja Bangsa Belanda.
Para
tokoh kepanduan nasional Indonesa juga tergerak untuk mendirikan ‘Pandu Laut’. Namun
demikian karena memliki banyak
keterbatasan Pandu Laut yang didirikan oleh Organisasi Kepanduan Bangsa Indonesia, kurang bias bersaing “Zeeverkenner” atau Pandu
Laut yang dididikan oleh NIPV.
Keberadaan Pandu Laut ini terus bertahan dan berkembang hingga Indonesia merdeka.
Sesudah
Proklamasi Kemerdekaan, Pandu Laut baru bias dikembangkan kembali pada tahun 1952, dengan dukungan dari ALRI (Angkatan Laut Republik
Indonesia). Salah satu kegiatan
yang dilaksanakan adalah ikut serta dalam pelayaran muhibah ke Wladivostok dan ke
Australia. Sejak saat itu Pandu
Laut memasuki era dan semangat baru, setelah sekian lama tidak mengalami perkembangan
berarti.
c.
Pembentukan
Kompi Pramuka
Pembentukan
Kompi Pramuka merupakan cikal bakal lahirnya
Satuan Karya Pramuka. Pada awalnya kompi Pramuka,
dibentuk “Untuk terus memberikan ksempatan kepada
para pemuda, perlu ada penjurusan pendidikan menurut selera dan bakat masing-masing antara lain
meliputi pengetahuan dan
ketrampilan dalam bidang pertanian, Teknik,
keangkasaan, kesamuderaan, kebhayangkaraan, dan lain sebagainya. Berkenaan dengan itu dalam organisasi Gerakan Pramuka dibentuk kesatuan
istimewa yang disebut kompi
Pramuka:
1) Kompi Pramuka Bhayangkara, tahun 1966,
Kerjasama Kwarnas Gerakan
Pramuka dengan Kepolisian RI
2) Kompi Pramuka Angkasa, tahun 1966,
Kerjasama Kwarnas Gerakan
Pramuka dengan Panglima Angkatan Udara
RI
3) Kompi Pramuka Samudera, tahun 1966,
Kerjasama Kwarnas Gerakan
Pramuka dengan Panglima Angkatan Laut
RI
4) Kompi Pramuka Tarunabumi, tahun 1966,
Kerjasama Kwarnas Gerakan
Pramuka dengan Kementerian Pertanian.
Melalui
Kompi-kompi tersebut para Pramuka memperoleh kesempatan belajar dan berlatih bidang kebhayangkaraan, kedirdantaraan, kebaharian dan
pertaniaan. Yang diharapkan dengan
menguasasi pengetahuan dan keahlian tersebut dapat digunakan oleh para Pramuka, untuk
berpartisipasi dalam pembangunan
bangsa sebagai warga negara, mengabdi pada masyarakat, dan mengembangkan diri sebagai
professional atau melaksanakan
pekerjaan bagi masa depannya.
Upaya
meningkatkan kulaitas Pembinaan melalui Kompi Pramuka juga terus dilakukan oleh Kwartir Nasional, diantaranya pada tanggal 5 – 12 Juli
1969 telah diselenggarakan suatu
seminar Kompi Tarunabumi di Semarang
Jawa Tengah, serta penijauan ke proyek-proyek kegiatan produktif dari Pramuka Tarunabumi di berbagai cabang da gugusdepan. Seminar tersebut
telah berhasil membuat suatu
rekomendasi dan saran yang meliputi organisasi,
kelengkapan organisasi, perencanaan proyek produktif,
bimbingan, pembiayaan, fasilitas dan administrasi termasuk pencatatan dan pelaporan, serta evaluasi.
Kemudian pada tanggal 7 – 11
Oktober 1970 diselenggarakan musyawarah
tentang:
1) Kompi Pramuka Samudera di Malang
2) Kompi Pramuka Angkasa di Malang
3) Kompi ramuka Bhayangkara di Jombang
Dalam
musyawarah pendahuluan di atas, Kompi-Kompi Pramuka Dirgantara, Bahari, Bhayangkara dan Tarunabumi antara lain memutuskan pedoman
pendidikan yang telah tearah
dan praktis bagi terselenggaranya masing-masing kompi. Pada prinsipnya hasil seminar dan musyawarh tersebut diterima baik oleh muyswarah
M.P.P.I (Mejelis Permusyawaratan
Pramuka Indonesia), dan digunakan oleh Kwarnas
Gerakan Pramuka untuk menetapkan kebijaksanaan dan menyempurnakan petunjuk penyelenggaraan tentang kompi-kompi Pramuka tersebut.
4. Sejarah Perubahan dari Kompi Pramuka
menjadi Satuan Karya
Pramuka
Berdasarkan
Keputusan Munas Gerakan Pramuka tahun 1974 No
01/MUNAS/1974 dikeluarkan memorandum kepada Kwarnas untuk menertibkan pelaksanaan tugas dlaam masa bakti 1974 – 1978, antara lain yang
penting yang menyangkut Gugusdepan
dan Satuan Karya Pramuka adalah :
a. Pengembangan Gugusdepan sekolah menjadi Gugusdepan biasa/umum yang berpangkalan di sekolah.
b. Pembinaan
dan Pengembangan Satuan Karya Pramuka yang
semula berbentuk Kompi Pramuka
c. Pembinan
dan Pengembangan Gugusdepan khusus/luar biasa
untuk anak cacad.
Atas
dasar amanat Muna di atas, maka Kompi- kompi Pramuka berubah menjadi Satuan Karya Pramuka
pada tahun 1977.
Perubahan
ini dimaksudakan agar tata kelola, program pembinaan,
dan pengembangan sarana prasarana bisa lebih ditingkatkna dan Satuan Karya Pramuka lebih bisa menarik para Pramuka Penegak Pandega untuk
menjadi anggota.
Sejalan
dengan peruahan ini maka :
a.
Kompi
Bhayangkara menjadi Satuan Karya Pramuka Bhayangkara
b.
Kompi
Angkasa menjadi Satuan Karya Pramuka Dirgantara
c.
Kompi
Samudera menjasi Satuan Karya Pramuka Bahari
d.
Kompi
Tarunabumi menjadi Satuan Karya Pramuka Tarunabumi
Tantangan
pembangunan masyarakat makin komplek, keahlian-keahlian
baru juga terus berkembang sejalan dengan aspirasi
peserta didik. Agar Satuan Karya Pramuka makin relevan dengan tantangan zaman dan Gerakan Pramuka mampu memberikan kontribusi positip
bagi penyiapan kaderkader pembangunan
bangsa, maka pada Musyawarah Nasional
Gerakan Pramuka tahun 1983, di Samarinda, Kalimantan
Timur disahkan Satuan Karya Pramuka Baru, yaitu
:
a. Saka Wanabakti, wadah pembinaan Pramuka Penegak Pandega di bidang kehutanan, hasil Kerjasama antara Kwarnas Gerakan dengan Kementerian Kehutanan.
b. Saka Bakti Husada, wadah pembinaan Pramuka Penegak Pandega di bidang Kesehatan, hasil bentuk Kerjasama antara Kwarnas Gerakan dengan Kementerian Kesehatan
c. Saka Kencana, wadah pembinaan Pramuka Penegak Pandega di bidang Keluarga Berencana, hasil Kerjasama antara Kwarnas Gerakan dengan BKKN.
Keberadaan
Satuan Karya Pramuka terus berkembang dalam beragam bidang keahlian sejalan dengan pertumbuhan dan perkembangan bangsa Indonesia yang
semakin maju dan modern.
Ilmu pengetahuan, keahlian dan ketrampilan baru terus berkembang
yang harus dipahami dan dikuasi para peserta
didik. Terkait dengan hal itu keberadaan Satuan Karya Pramuka juga terus berkembang dan
bertambah.
Pada
Musyawarah Nasional Gerakan Pramuka tahun 2018 di Kendari, Sulawesi Tenggara disahkan:
- Saka Wirakartika, wadah pembinaan Pramuka Penegak Pandega di bidang Bela Negara dan Pertahanan Matra Darat, hasil Kerjasama Kwarnas Gerakan Pramuka dengan Markas Besar TNI Angkatan Darat.
Pada
Musyawarah Nasional Gerakan Pramuka tahun 2013, di Kupang, Nusa Tenggara Timur disahkan
Satuan Karya Pramuka sbb :
a. Saka Kalpataru, wadah pembinaan Pramuka Penegak Pandega di bidang Lingkungan Hidup, hasil Kerjasama Kwarnas Gerakan Pramuka dengan Kementerian Lingkungan Hidup
b. Saka Widya Budaya Bakti, wadah pembinaan Pramuka Penegak Pandega dibidang Pendidikan Luar sekolah, hasil Kerjasama Kwarnas Gerakan Pramuka dengan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
c. Saka Pariwisata, wadah pembinaan Pramuka Penegak Pandega di bidang Kepariwisataan, hasil Kerjasama Kwarnas Gerakan Pramuka dengan Kementerian Pariwisata.
sumber : Buku RASP Tahun 2021 - Kwarnas
semoga bermanfaat, untuk mengenal lebih dekat tentang Satuan Karya Pramuka
BalasHapus