Selasa, 23 Maret 2021

SEJARAH PEMBENTUKAN SATUAN KARYA PRAMUKA


SEJARAH PEMBENTUKAN SATUAN KARYA PRAMUKA

 

1.     Sejarah Pandu Laut, Pandu Udara dan Kebhayangkaraan

Baden Powell dalam buku “Scouting For Boys” (Baden Powell, 1908), diterjamahkan menjadi “Memandu untuk Putra”, oleh Penerbit Persaudaraan Sedunia (1958), dan diedarkan oleh Kwarnas Gerakan Pramuka (1982), telah cukup banyak menyampaikan tentang kisah Pandu Laut dan Pandu Udara, baik sebagai bentuk pengabdian kepada negara, pelayanan kepada sesama maupun penguasaan keahlian yang dapat menghasilkan uang.

Tentang keahlian Kebhayangkaraan, Baden Powell dalam buku Rovering to Success(Baden Powell, 1922) yang diterjamahkan menjadi “Berkelanan Menuju Keberhasilan –

Sebuah Panduan bagi Kedewaaan Pramuka”, diterbitkan oleh AIPI Bandung dan Pusat KP2W Lembaga Penelitian Unpad, menggambarkan:

“… baru – baru ini terjadi kebakaran tragis di New Heaven, Connecticut di dalamnya 7 orang kehilangan nyawa, dan lebih dari 75 orang luka-luka, Pramuka melakukan pelayanan yang nyata. Di tiga lintasan jalan yang terpisah para Pramuka melihat kemacetan lalu lintas tanpa adanya Polisi Lalu Lintas yang bertugas, dan disetiap tempat bergegas ke jalanan dan mengarahkan lalu lintas dalam guyuran hujan selama lebih 2 jam. Pramuka lainnya melakukan pelayanan yang baik dalam menolong para Perawat di Rumah Sakit dengan cepat memindahkan pasien-pasien dari ruang gawat darurat ke tempat tidur, memungkinkan penangangan kasus lebih cepat…”

“… Hal ini menyatakan suatu bentuk pelayanan yang untuk itu Pengelanan atau Pramuka akan melakukan dengan baik, mempersiapkan diri dalam bekerjasama dengan Polisi dan Pejabat Rumah Sakit di distrik mereka ….”

 

2.     Sejarah Program Gerakan Pramuka Berbasis Ketrampilan dan Keahlian

Program berbasis ketrampilan dan keahlian mulai banyak dilaksanakan setelah Gerakan Pramuka resmi menjadi satusatunya organisasi kepanduan di Indonesia, pada tanggal 14 Agustus 1961. Hal ini sebagai tindak lanjut dari arahan Presiden Sukarno tentang arah baru gerakan kepanduan setelah menjadi satu dalam wadah Gerakan Pramuka, yang petikannya sbb:

“…. Harus dire-tool, didjadikan satu organisasi sadja dan didalam satu organisasi ini maka diberi isi jang lain daripada jang dahulu. Bukan sekadar touwknopen, bisa apa itu Bahasa Indonesianja-mbundelken tali dan melepaskan tali lagi, bukan sekadar bisa yell bukan sekadar sadja bisa woudloper tidak ….”

“… Saja menghendaki agar supaja semua pemuda pemudi Indonesia ini dididik agar supaja nanti bisa mendjadi kader dari pada pembangunan baik pembangunan politik maupun pembangunan sosial ekonomis, jaitu pembangunan pelaksanaan daripada Amanat Penderitaan Rakjat ….” (Pidato Prisiden Sukarno, 9 Maret 1961, di depan para Pimpinan Pandu se Indonesia)

Beberapa program Gerakan Pramuka yang berorientasi pada pendidikan ketrampilan dan keahlian, sebagaimana tercantum dalam buku “Patah Tumbuh Hilang Berganti’ (Kwarnas, 1987), antara lain:

a.     Masa Kerja Kwarnas Gerakan Pramuka, tahun 1961 – 1965

Pada saat hari libur sekolah, para pramuka yang mempunyai minat yang sama dikumpulkan dalam regu karya wisata untuk kemudian dikirim ke berbagai perusahaan untuk belajar sambil praktek:

1)     Untuk Jakarta dikirim ke Pabrik Sepatu Bata, P.N Yajana, dan Pertenunanan “Talf”

2)     Untuk Surabaya ke Pabrik Gula “Watu Tulis”, Pabrik Gula “Gempol Karet”, Pabrik Gula “Kriyan”, PPN Perkebunan Bantara, PPN Wonosari – Lawang, PP Kutowono.

3)     Untuk Pasuruan ke PNPR Kriya Yasa, Pabrik Logam Wisaya Yasa dan Pembalut Indonesia.

            b.     Masa Kerja Kwarnas Gerakan Pramuka, tahun 1965 –1970

Pembentukan Wisma Pramuka, yang dimaksudkan sebagai sarana pengembangan latihan kepramukaan di berbagai bidang baik yang bersifat ideologis, ketrampilan, maupun pembinaan jasmani. Hal itu tercemin dalam kepengurusan Wisma Pramuka, sbb: Sejarah dan Indoktrinasi, diketuai oleh Brogjen dr. Sujono; Radio, Teknik dan Listrik, diketuai oleh Ir. Supriyo; Kesejahteraan Keluarga, diketuai oleh Sutopo; Souvenir dan Penghargaan, diketuai oleh DR. Fuad Hasan; Kimia, diketuai oleh Hirawan Warga Hadibrata; Menggambar (Seni lukis), diketuai oleh Drs. Idik Sulaeman; Kebudayaan, diketuai oleh Pramono; Bengkel Kerja, diketuai oleh Ir. Supriyo; Olah Raga, diketuai oleh Letkol Sujanuji; Percetakan, diketuai oleh M.M. Sjaaf; Sekretariat, diketuai oleh D. Sudibjo

            c.     Masa Kerja Kwarnas Gerakan Pramuka, tahun 1974 –1978

Pada tanggal 29 April 1974 sejumlah 740 orang Penegak Pandega serta 2 orang Pembina dari Kwarda Jawa Tengah dan Yogyakarta, dikirim ke Kalimantan Timur yang disebar ke 10 lokasi tempat pemukiman baru sebagai kader resetlemen.

Kemudian pada tanggal 1 Januari 1975 dikirim 41 Pramuka Penegak dan Pandega yang berpendidikan SPMA dari Kwarda Jawa Tengah ke Pabrik Gula Cot Girek Aceh sebagai Karyawan.

Pada Tanggal 3 Februari 1975 dikirim jumlah yang sama (41 orang) Pramuka Penegak Pandega yang berpendidikan STM Bagian Mesin dan Listrik dari Jawa Tengah ke Pabrik Gula Cot Gorek Aceh untuk membangun Pabrik Gula tersebut.

 

3.     Sejarah Pandu Udara, Pandu Laut, Pembentukan Kompi Pramuka

            a.     Pandu Udara

Di tingkat internasional “Pandu Udara” diinisasi oleh Mayor Baden Fletcher Smyth Baden-Powell, saudara bungsu Baden-Powell. Namun demikian hingga tahun 1932 belum disetujui keberadaanya, karena menurut Baden Baden-Powell kegiatan di udara sangatlah khas sehingga seorang pandu tidak mungkin memiliki akses masuk ke pesawat terbang dan jikapun diberi aksses belum tentu bisa menerbangkannya. Namun demikian Baden Powell tetap memberi peluang agar ide “air scout” ini terus dikembangkan.

Pada Jambore Pramuka tingkat Dunia ke-4 pada tahun 1933, merupakan pertemuan internasional pertama yang dihadiri oleh wakil dari Pandu Udara. Tanggal 9 Agustus 1933, Baden-Powell mengunjungi Air Scouts, di perusahaan Pál Teleki Hungarian Chief Scout dan László Almásy (dikenal sebagai The English Patient), yang merupakan pemimpin Pramuka Udara Hongaria. Tahun 1941, Boy Scout of America mulai memperkenalkan “air scout” (sumber : https://en.wikipedia.org/wiki/Air_Scout)

Di Indonesia sejarah terbentuknya Satuan Karya Pramuka Dirgantara tidak terlepas dari peran serta TNI AU yang dulu bernama Angkatan Udara Republik Indoinesia (AURI) dan sejarah aeromodeling di Indonesia. Pada tahun 1948, AURI telah merintis terbentuknya Aero Club dan Pandu Udara di bawa naungan TNI AU di Yogyakarta.

Pada tanggal 20 Juni 1954 (Hari Lahir Pramuka Dirgantara) untuk pertama kalinya diadakan perkemahan Pandu Udara di Pangkalan Udara Halim Perdanakusuma yang dihadiri oleh 80 Pandu Udara dari seluruh Indonesia. Di dalam perkemahan ini dilaksanakan perlombaan kedirgantaraan. Hingga tahun 1955 telah tercatat 35.000 anggota Pandu Udara di seluruh Indonesia. Dalam perkembangannya pada tahun 1966, terciptalah kesepakatan bersama antara TNI AU dan Gerakan Pramuka dalam membentuk Kompi Pramuka Dirgantara.

 

            b.     Pandu Laut

Di tingkat internasional, sejak tahun 1909 telah dikenal istilah "Sea Scouts" yang menjadi bagian dari Kepanduan Inggris. Pada tahun 1912 Asosiasi Pramuka Baden Powell mengadopsi Sea Scout, sehingga Sea Scout kemudian berkembang luas di seluruh dunia, termasuk di Hindia Belanda atau di Indonesia.

Pada saat Belanda membentuk kepanduan di Indonesia dengan nama NIPV juga dilengkapi dengan ZEEVERKENNER (PANDU LAUT) dengan maksud untuk mencetak kader pelaut dikalangan para remaja Bangsa Belanda.

Para tokoh kepanduan nasional Indonesa juga tergerak untuk mendirikan ‘Pandu Laut’. Namun demikian karena memliki banyak keterbatasan Pandu Laut yang didirikan oleh Organisasi Kepanduan Bangsa Indonesia, kurang bias bersaing “Zeeverkenner” atau Pandu Laut yang dididikan oleh NIPV. Keberadaan Pandu Laut ini terus bertahan dan berkembang hingga Indonesia merdeka.

Sesudah Proklamasi Kemerdekaan, Pandu Laut baru bias dikembangkan kembali pada tahun 1952, dengan dukungan dari ALRI (Angkatan Laut Republik Indonesia). Salah satu kegiatan yang dilaksanakan adalah ikut serta dalam pelayaran muhibah ke Wladivostok dan ke Australia. Sejak saat itu Pandu Laut memasuki era dan semangat baru, setelah sekian lama tidak mengalami perkembangan berarti.

 

            c.     Pembentukan Kompi Pramuka

Pembentukan Kompi Pramuka merupakan cikal bakal lahirnya Satuan Karya Pramuka. Pada awalnya kompi Pramuka, dibentuk “Untuk terus memberikan ksempatan kepada para pemuda, perlu ada penjurusan pendidikan menurut selera dan bakat masing-masing antara lain meliputi pengetahuan dan ketrampilan dalam bidang pertanian, Teknik, keangkasaan, kesamuderaan, kebhayangkaraan, dan lain sebagainya. Berkenaan dengan itu dalam organisasi Gerakan Pramuka dibentuk kesatuan istimewa yang disebut kompi Pramuka:

1)     Kompi Pramuka Bhayangkara, tahun 1966, Kerjasama Kwarnas Gerakan Pramuka dengan Kepolisian RI

2)     Kompi Pramuka Angkasa, tahun 1966, Kerjasama Kwarnas Gerakan Pramuka dengan Panglima Angkatan Udara RI

3)     Kompi Pramuka Samudera, tahun 1966, Kerjasama Kwarnas Gerakan Pramuka dengan Panglima Angkatan Laut RI

4)     Kompi Pramuka Tarunabumi, tahun 1966, Kerjasama Kwarnas Gerakan Pramuka dengan Kementerian Pertanian.

 

Melalui Kompi-kompi tersebut para Pramuka memperoleh kesempatan belajar dan berlatih bidang kebhayangkaraan, kedirdantaraan, kebaharian dan pertaniaan. Yang diharapkan dengan menguasasi pengetahuan dan keahlian tersebut dapat digunakan oleh para Pramuka, untuk berpartisipasi dalam pembangunan bangsa sebagai warga negara, mengabdi pada masyarakat, dan mengembangkan diri sebagai professional atau melaksanakan pekerjaan bagi masa depannya.

Upaya meningkatkan kulaitas Pembinaan melalui Kompi Pramuka juga terus dilakukan oleh Kwartir Nasional, diantaranya pada tanggal 5 – 12 Juli 1969 telah diselenggarakan suatu seminar Kompi Tarunabumi di Semarang Jawa Tengah, serta penijauan ke proyek-proyek kegiatan produktif dari Pramuka Tarunabumi di berbagai cabang da gugusdepan. Seminar tersebut telah berhasil membuat suatu rekomendasi dan saran yang meliputi organisasi, kelengkapan organisasi, perencanaan proyek produktif, bimbingan, pembiayaan, fasilitas dan administrasi termasuk pencatatan dan pelaporan, serta evaluasi. Kemudian pada tanggal 7 – 11 Oktober 1970 diselenggarakan musyawarah tentang:

1)     Kompi Pramuka Samudera di Malang

2)     Kompi Pramuka Angkasa di Malang

3)     Kompi ramuka Bhayangkara di Jombang

Dalam musyawarah pendahuluan di atas, Kompi-Kompi Pramuka Dirgantara, Bahari, Bhayangkara dan Tarunabumi antara lain memutuskan pedoman pendidikan yang telah tearah dan praktis bagi terselenggaranya masing-masing kompi. Pada prinsipnya hasil seminar dan musyawarh tersebut diterima baik oleh muyswarah M.P.P.I (Mejelis Permusyawaratan Pramuka Indonesia), dan digunakan oleh Kwarnas Gerakan Pramuka untuk menetapkan kebijaksanaan dan menyempurnakan petunjuk penyelenggaraan tentang kompi-kompi Pramuka tersebut.

 

 

4.     Sejarah Perubahan dari Kompi Pramuka menjadi Satuan Karya Pramuka

Berdasarkan Keputusan Munas Gerakan Pramuka tahun 1974 No 01/MUNAS/1974 dikeluarkan memorandum kepada Kwarnas untuk menertibkan pelaksanaan tugas dlaam masa bakti 1974 – 1978, antara lain yang penting yang menyangkut Gugusdepan dan Satuan Karya Pramuka adalah :

  a. Pengembangan Gugusdepan sekolah menjadi Gugusdepan biasa/umum yang berpangkalan di sekolah.

            b.  Pembinaan dan Pengembangan Satuan Karya Pramuka yang semula berbentuk Kompi Pramuka

            c.  Pembinan dan Pengembangan Gugusdepan khusus/luar biasa untuk anak cacad.

Atas dasar amanat Muna di atas, maka Kompi- kompi Pramuka berubah menjadi Satuan Karya Pramuka pada tahun 1977.

Perubahan ini dimaksudakan agar tata kelola, program pembinaan, dan pengembangan sarana prasarana bisa lebih ditingkatkna dan Satuan Karya Pramuka lebih bisa menarik para Pramuka Penegak Pandega untuk menjadi anggota.

Sejalan dengan peruahan ini maka :

            a.     Kompi Bhayangkara menjadi Satuan Karya Pramuka Bhayangkara

            b.     Kompi Angkasa menjadi Satuan Karya Pramuka Dirgantara

            c.     Kompi Samudera menjasi Satuan Karya Pramuka Bahari

            d.     Kompi Tarunabumi menjadi Satuan Karya Pramuka Tarunabumi


Tantangan pembangunan masyarakat makin komplek, keahlian-keahlian baru juga terus berkembang sejalan dengan aspirasi peserta didik. Agar Satuan Karya Pramuka makin relevan dengan tantangan zaman dan Gerakan Pramuka mampu memberikan kontribusi positip bagi penyiapan kaderkader pembangunan bangsa, maka pada Musyawarah Nasional Gerakan Pramuka tahun 1983, di Samarinda, Kalimantan Timur disahkan Satuan Karya Pramuka Baru, yaitu :

  a. Saka Wanabakti, wadah pembinaan Pramuka Penegak Pandega di bidang kehutanan, hasil Kerjasama antara Kwarnas Gerakan dengan Kementerian Kehutanan.

  b. Saka Bakti Husada, wadah pembinaan Pramuka Penegak Pandega di bidang Kesehatan, hasil bentuk Kerjasama antara Kwarnas Gerakan dengan Kementerian Kesehatan

  c.  Saka Kencana, wadah pembinaan Pramuka Penegak Pandega di bidang Keluarga Berencana, hasil Kerjasama antara Kwarnas Gerakan dengan BKKN.


Keberadaan Satuan Karya Pramuka terus berkembang dalam beragam bidang keahlian sejalan dengan pertumbuhan dan perkembangan bangsa Indonesia yang semakin maju dan modern. Ilmu pengetahuan, keahlian dan ketrampilan baru terus berkembang yang harus dipahami dan dikuasi para peserta didik. Terkait dengan hal itu keberadaan Satuan Karya Pramuka juga terus berkembang dan bertambah.

Pada Musyawarah Nasional Gerakan Pramuka tahun 2018 di Kendari, Sulawesi Tenggara disahkan:

  -     Saka Wirakartika, wadah pembinaan Pramuka Penegak Pandega di bidang Bela Negara dan Pertahanan Matra Darat, hasil Kerjasama Kwarnas Gerakan Pramuka dengan Markas Besar TNI Angkatan Darat.


Pada Musyawarah Nasional Gerakan Pramuka tahun 2013, di Kupang, Nusa Tenggara Timur disahkan Satuan Karya Pramuka sbb :

  a.  Saka Kalpataru, wadah pembinaan Pramuka Penegak Pandega di bidang Lingkungan Hidup, hasil Kerjasama Kwarnas Gerakan Pramuka dengan Kementerian Lingkungan Hidup

  b.  Saka Widya Budaya Bakti, wadah pembinaan Pramuka Penegak Pandega dibidang Pendidikan Luar sekolah, hasil Kerjasama Kwarnas Gerakan Pramuka dengan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

  c.  Saka Pariwisata, wadah pembinaan Pramuka Penegak Pandega di bidang Kepariwisataan, hasil Kerjasama Kwarnas Gerakan Pramuka dengan Kementerian Pariwisata.

 

sumber : Buku RASP Tahun 2021 - Kwarnas


1 komentar:

  1. semoga bermanfaat, untuk mengenal lebih dekat tentang Satuan Karya Pramuka

    BalasHapus